Tren rumah pintar saat ini sedang meningkat, banyak pengguna yang menghubungkan peralatan rumah ke internet..
Kalau maling konvensional membongkar kunci, pintu, atau membobol masuk
rumah lewat jendela, maling masa depan akan memiliki kemampuan hacking
untuk mengatasi alarm dan kunci lewat internet. Prediksi itu
diungkapkan Daniel Crowley, pakar keamanan dari Trustwave, perusahaan
spesialis pengamanan data asal Chicago, Amerika Serikat.
"Tren rumah pintar saat ini sedang meningkat, dan dalam waktu dekat, akan banyak cerita terkait masalah keamanan," sebut Crowley. "Menghubungkan berbagai alat ke jaringan membuka peluang besar untuk berbagai bentuk serangan. Dan jika kita menghubungkan kunci pintu, garasi, dan kontrol alarm, akan jadi sangat mengerikan," ucapnya.
Crowley dan David Bryan, juga pakar keamanan dari Trustwave menyatakan, pada banyak perangkat jaringan rumahan yang mereka amati, tingkat pengamanannya sangat buruk. "Jika ada orang yang bisa mengakses jaringan rumah Anda tetapi tidak punya kunci pintu, mereka masih tetap bisa membuka pintu dan masuk ke dalam," sebut Crowley yang akan memaparkan temuannya di konferensi Black Hat serta gathering hacker Def Con, Las Vegas, akhir pekan ini.
Celah yang menjadi kekhawatiran utama para peneliti adalah saat hacker berhasil masuk ke jaringan rumah, misalnya lewat wireless router yang tidak terlindungi dengan baik atau lewat malware yang menyusup ke komputer, mereka bisa mengontrol alat-alat yang tidak dipasangi password atau pengamanan lain.
"Kenyataan bahwa Anda harus masuk ke jaringan lokal untuk mengeksploitasi hal-hal ini bukanlah masalah sulit seperti yang kita perkirakan," kata Crowley. "Dan tren menggunakan aplikasi smartphone untuk mengontrol peralatan smart home dari jauh juga berarti bahwa seorang penjahat bisa menyusup ke handset dan melakukan perbuatannya," sebut Crowley.
Selain itu, ada pula cara untuk menggunakan alamat IP dari komputer untuk mengetahui alamat fisik dari rumah yang bersangkutan, dan beberapa aplikasi rumahan mengungkapkan informasi tersebut. Artinya, kemampuan, dan dilengkapi dengan peralatan hacking akan membuat pencurian rumah di era internet menjadi sesuatu yang berbeda.
"Kami memperkirakan bahwa ini bukanlah faktor yang memungkinkan penjahat konvensional melakukan pencurian seperti biasa," kata Crowley. "Risiko yang jauh lebih besar adalah jika pelaku bisa mengakses ratusan ribu rumah dalam satu waktu. Kami melihat, jika seseorang melakukan serangan, tentunya ia ingin melakukannya secara besar-besaran," ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: National geographic Id)
"Tren rumah pintar saat ini sedang meningkat, dan dalam waktu dekat, akan banyak cerita terkait masalah keamanan," sebut Crowley. "Menghubungkan berbagai alat ke jaringan membuka peluang besar untuk berbagai bentuk serangan. Dan jika kita menghubungkan kunci pintu, garasi, dan kontrol alarm, akan jadi sangat mengerikan," ucapnya.
Crowley dan David Bryan, juga pakar keamanan dari Trustwave menyatakan, pada banyak perangkat jaringan rumahan yang mereka amati, tingkat pengamanannya sangat buruk. "Jika ada orang yang bisa mengakses jaringan rumah Anda tetapi tidak punya kunci pintu, mereka masih tetap bisa membuka pintu dan masuk ke dalam," sebut Crowley yang akan memaparkan temuannya di konferensi Black Hat serta gathering hacker Def Con, Las Vegas, akhir pekan ini.
Celah yang menjadi kekhawatiran utama para peneliti adalah saat hacker berhasil masuk ke jaringan rumah, misalnya lewat wireless router yang tidak terlindungi dengan baik atau lewat malware yang menyusup ke komputer, mereka bisa mengontrol alat-alat yang tidak dipasangi password atau pengamanan lain.
"Kenyataan bahwa Anda harus masuk ke jaringan lokal untuk mengeksploitasi hal-hal ini bukanlah masalah sulit seperti yang kita perkirakan," kata Crowley. "Dan tren menggunakan aplikasi smartphone untuk mengontrol peralatan smart home dari jauh juga berarti bahwa seorang penjahat bisa menyusup ke handset dan melakukan perbuatannya," sebut Crowley.
Selain itu, ada pula cara untuk menggunakan alamat IP dari komputer untuk mengetahui alamat fisik dari rumah yang bersangkutan, dan beberapa aplikasi rumahan mengungkapkan informasi tersebut. Artinya, kemampuan, dan dilengkapi dengan peralatan hacking akan membuat pencurian rumah di era internet menjadi sesuatu yang berbeda.
"Kami memperkirakan bahwa ini bukanlah faktor yang memungkinkan penjahat konvensional melakukan pencurian seperti biasa," kata Crowley. "Risiko yang jauh lebih besar adalah jika pelaku bisa mengakses ratusan ribu rumah dalam satu waktu. Kami melihat, jika seseorang melakukan serangan, tentunya ia ingin melakukannya secara besar-besaran," ucapnya.
(Abiyu Pradipa. Sumber: National geographic Id)