Segala puji bagi Allah Yang telah berfirman :
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين (155) الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون (156) أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون (157)
"Dan sungguh akan kami berikan kepadamu cobaan, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar.(155) Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun"(156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(157)."(QS.al-Baqarah:155-157)
Salam dan shalawat kepada RasulNya yang telah diuji dengan berbagai cobaan lantas bersabar dan bersyukur, kepada keluarga, para sahabatnya serta yang istiqamah mengikuti jejak mereka dengan baik hingga Hari Kiyamat.
Amma ba'du:
Siapa pun pasti menyadari bahwa hidup di dunia penuh dengan musibah dan bencana, dan setiap orang beriman- laki-laki atau perempuan- kerap tertimpa kebanyakan musibah tersebut. Kadang musibah itu terjadi pada dirinya, hartanya, atau orang yang ia cintai. Begitulah taqdir dibolak balikkan di sisi Allah Yang Maha bijaksana dan Maha mengetahui. Sehingga, jika seorang mu'min tidak memiliki persepsi yang benar tentang musibah tersebut, ia akan mudah terjatuh kepada kesalahan, apatahlagi sebagian musibah kadang mengacaukan akal lantaran begitu besar dan mengejutkannya. Wal iyadzu billah.
Maka risalah kecil ini akan menjadi penguat bagi setiap yang tertimpa musibah, sebesar apa pun musibah yang menimpanya; menjelaskan hikmah yang terkandung di dalamnya, yang mungkin sebagian manusia lalai, lupa atau pura-pura lupa bahwa sebenarnya Allah tidaklah menimpakan musibah itu sebagai adzab akan tetapi hakikatnya untuk mengasihi hambaNya.
Dan bagi setiap mu'min agar memahami bahwa musibah yang menimpanya - baik berupa kehilangan harta, kesehatan, atau kehilangan orang-orang yang dicintainya- menurut perspektif al-Qur'an dan Sunnah adalah :
Pertama : Ujian dan cobaan.
Ya, ujian dan cobaan. Kita berada di medan ujian yang besar, diuji setiap hari pada setiap sudut kehidupan; pada harta, istri dan anak-anak, kekayaan dan kemiskinan, sehat atau sakit, dan pada setiap apa yang kita miliki dalam hidup ini hingga tiba saatnya kita menghadap kepada Allah.
Allah Ta'ala berfirman :
كل نفس ذائقة الموت ونبلوكم بالشر والخير فتنة وإلينا ترجعون (35)
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." ( al-anbya' 35)
Pada ayat lain Allah berfirman :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan :"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?."(al-Ankabut :2-3)
Anda yang dalam kondisi sehat wal'afiyat adalah sedang diuji, tetapi anda tidak menyadari bahwa anda berada pada medan ujian, sebagaimana anda yang sedang sakit sementara diuji, tetapi anda tidak menyadari bahwa anda berada di medan ujian hingga anda sembuh dan sehat kembali.
Dan tak seorang pun di antara kita yang diuji dengan ujian yang besar, sebab dalam hadits telah ditetapkan,
عن مصعب بن سعد عن أبيه قال : يا رسول الله من أشد الناس بلاء ؟ قال : ( الأنبياء ثم الأمثل فالأمثل يبتلى العبد على حسب دينه فما يبرح البلاء بالعبد حتى يدعه يمشي على الأرض وما عليه خطيئة/
قال شعيب الأرنؤوط : إسناده حسن
Dari Mus'ab bin Sa'ad, dari bapaknya (bahwa beliau berkata) :"Wahai Rasulullah, siapakah yang paling keras cobaannya?, (Rasulullah) menjawab,"Para Nabi, kemudian yang (terbaik) dan terbaik (di antara manusia), Seorang hamba diuji sesuai kadar agamanya. Cobaan tak akan berhenti terhadap seorang hamba hingga (cobaan itu) membiarkannya berjalan di muka bumi dalam keadaan (bersih) tanpa dosa."(HR.Ibnu Hibban)
Sebagaimana tak seorang pun yang dapat menghindar dari ujian tersebut. Akan tetapi, di antara kita ada yang diuji kemudian sukses dengan kesabaran, iman dan keikhlasannya, dan ada pula yang gagal dengan berkeluh-kesah seraya memprotes taqdir Allah, wal iyadzu billah.
Semoga Allah merahmati Fudhail bin iyadh, ketika beliau bertutur "Selama manusia masih dalam kondisi afiyat, (hakikat diri) mereka masih tertutup, maka jika musibah telah menimpanya nampaklah hakikat mereka ; yang beriman dengan keimanannya dan yang munafiq dengan kemunafiqannya."
Kedua : Ketetapan dan taqdir.
Allah telah membagi-bagi di antara manusia takdir-kehidupan dan ajal-ajal mereka, sebagaimana Ia berfirman :
أهم يقسمون رحمة ربك نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا ورفعنا بعضهم فوق بعض درجات ليتخذ بعضهم بعضا سخريا ورحمة ربك خير مما يجمعون (32)
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahgian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahgian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."(az-Zukhruf : 32)
Rezeki, sehat, sakit dan segala sesuatu dalam hidup ini telah terbagi, maka terimalah pembagian Allah wahai hamba Allah…, dan janganlah berkeluh-kesah karena sakit, jangan membenci taqdir, jangan mencela zaman, sebab setiap menit, detik dan nafas adalah ditangan Allah, Ia membolak-balikkannya sesuai keinginanNya, menjadikan sakit, sehat dan mennguji sekehendaknya, (al-a'raf :54).Maha benar Allah Subhanahu wa ta'ala.
Jika demikian, serahkanlah urusanmu kepada Allah wahai yang sedang diuji!. Ketahuilah, bahwa apa yang telah ditetapkan akan menimpamu, tidak akan berpaling darimu, dan apa yang tidak ditetapkan padamu tidak akan menimpamu. Barang siapa yang menghendaki hidup ini pada satu kondisi, maka seakan-akan ia menginginkan taqdir Allah sejalan dengan hawa nafsunya. Mustahil dan sangat mustahil.
Ketiga : Sebuah ni'mat, tetapi dengan syarat:
Bgaimanapun bentuk suatu musibah itu, adalah baik bagi orang beriman yang tidak dimiliki oleh selainnya, tetapi dengan syarat; bersyukur atas ni'mat dan bersabar atas cobaan. Dalam hadits shahih, Nabi bersabda :
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له (مسلم)
"Sungguh menakjubkan urusan orang beriman, segala urusannya adalah baik, dan hal ini tidak dimiliki kecuali orang beriman, Jika ia mendapat kemudahan ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun baik baginya"(HR.Muslim)
Benar kata sya'ir:
Terkadang Allah memberi ni'mat dengan musibah meski musibah itu besar…
Dan menguji sebahagian kaum dengan ni'mat…
Yang lebih indah dari itu; ungkapan yang haq, firman Allah :
فعسى أن تكرهوا شيئا ويجعل الله فيه خيرا كثيرا (19)…
"…Maka mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (an-Nisa':19)
Oleh karenanya, tidak semua yang engkau benci tidak baik bagimu, dan tidak semua yang sejalan dengan hawa nafsumu baik bagimu, Allah Maha Tahu sedangkan engkau tidak tahu.
Meski kesabaran itu rasanya pahit …
Tapi terkadang menuai buah yang manis…
Sebagian Para Salaf berkata "jika musibah menimpamu kemudian engkau bersabar, maka musibah yang menimpamu itu hanya satu, tapi jika engkau tidak bersabar, maka engkau telah tertimpa dua musibah; kehilangan yang engkau senangi dan kehilangan pahala"
Hal ini dibenarkan oleh al-Qur'an, sebagaimana firman Allah:
ومن الناس من يعبد الله على حرف فإن أصابه خير اطمأن به وإن أصابته فتنة انقلب على وجهه خسر الدنيا والآخرة ذلك هو الخسران المبين (الحج11
"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah dia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa suatu bencana, berbaliklah ia kebelakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata."(al-Hajj :11)
Keempat : Penghapus dosa
Ya, musibah itu menghapus dosa dan kesalahan sebagaimana gugurnya dedaunan dari pohon. Seorang mu'min mendapat pahala dari segala rasa sakit yang ia alami; sakit kepala, sakit gigi, kegelisahan dan kekhawatiran. Dalam sebuah hadits, Nabi menuturkan :
( ما يصيب المسلم من نصب ولا وصب ولا هم ولا حزن ولا أذى ولا غم حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه....(متفق عليه)
"Tidaklah sesuatu menimpa seorang muslim berupa rasa lelah, sakit, kegundahan, sedih, gangguan (yang menyakitinya), gelisah (karena khawatir), bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah menghapus dengannya kesalahan-kesalahannya."(Muttafaq 'Alaih)
Pahala telah ditetapkan wahai hamba Allah, bagi setiap rasa sakit pada jasmani atau ruhani yang dirasakan oleh seorang mu'min jika ia bersabar dan ikhlas.
Telah disebutkan dalam kitab-kitab as-Sunnah, bahwa Nabi masuk menemui Ummu as-Saa'ib radiallahu anha dan berkata "apakah yang membuatmu gelisah?" Ia menjawab "sakit deman, Allah tidak memberkatinya," Nabi pun bersabda: " Janganlah mencela penyakit demam, sebab ia menghapus dosa anak cucu Adam, sebagaimana kikir membersihkan karatan pada besi."(muslim)
Dalam hadits lain, Nabi bersabda :"Tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu dari rasa sakit atau selainnya kecuali Allah menghapus dengannya kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya."(muttafaq 'alaih)
Maka kebahagiaan lah bagi orang yang ikhlas dan bersabar..!
Kelima: mengangkat derajat dan mempersiapkan tempat di surga.
Jika musibah tidak menghapus dosa, maka ia akan mengangkat derajat dan menyiapkan tempat tertinggi di dalam surga.
Telah disebutkan dalam hadits bahwa Allah Ta'ala berkata kepada para malaikatNya apabila mereka mencabut ruh seorang anak dari hambanya "apakah kalian telah mengambil buah hatinya? Mereka menjawab "ya", Maka Allah berkata "apakah yang dikatakan hambaku?," mereka menjawab: "ia memuji Engkau dan mengembalikan urusannya kepadaMu (mengucapkan 'inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun'," Allah pun berkata "Bangunkanlah buat hambaku itu rumah di dalam surga, dan berilah nama rumah itu :'Baitu al-Hamd'." (HR.Ahmad dan dihasankan oleh al-Albani rahimahullah)
Dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :"Tiada balasan bagi hambaKu yang beriman jika Aku mengambil darinya orang yang ia cintai dalam keadaan ikhlas kecuali surga." (bukhari)
Hal itu dikarenakan dalam satu hadits, Nabi bersabda :"Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih parah dari itu, kecuali diangkat dengannya derajatnya dan dihapus dosanya."
Sehingga derajat demi derajat, akan Allah sampaikan dia ke tempatnya di surga. Ini tiada lain kecuali karena fadhilah pemberian Allah kepadanya kemudian kesabarannya dalam menghadapi musibah tersebut.
قل يا عباد الذين آمنوا اتقوا ربكم للذين أحسنوا في هذه الدنيا حسنة وأرض الله واسعة إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب (10)
"Katakanlah :"Hai hamba-hambaKu yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di Dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas, sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."(az-Zumar: 10)
Keenam : Bukti cinta Allah kepada hambaNya.
Musibah yang menimpa seorang mu'min adalah bukti kecintaan Allah kepadanya, ibarat obat- meski pun pahit- engkau akan berikan kepada orang yang engkau cintai sebab engkau menginginkan kesembuhannya. Dan bagi Allah permisalan yang tertinggi-, dalam hadits yang shahih, "Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan, dan jika Allah Azza Wa Jall mencintai suatu kaum Ia akan mengujinya, barang siapa yang ridho dengan ujian itu maka baginya kerihoan (Allah), dan siapa yang marah (berkeluh-kesah dan tidak menerimanya), maka baginya murka (Allah) ." (HR.at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah)
Berkata Ibnu al-Qayyim rahimahullah :"cobaan bagi orang beriman ibarat obat yang akan menyembuhkan penyakit, yang jika penyakit itu tetap tinggal dalam tubuhnya, penyakit itu akan membinasakannya, mengurangi pahalanya atau merendahkan derajatnya. Maka musibah itu akan mengeluarkan bakteri-bakteri tersebut, kemudian mengembalikan dan menggantinya dengan pahala yang sempurnah dan derajat yang tinggi…."
Betapa tidak, Nabi bersabda:"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hambanya, Ia akan mengsegerakan balasannya (di dunia), dan jika Ia menginginkan keburukan bagi hambanya, Ia akan menangguhkan balasan dosa-dosanya, kemudian di hari kiyamatlah Ia akan membalasnya."(HR.at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-albani)
Ulama' menjelaskan bahwa mereka yang ditangguhkan balasan perbuatannya adalah orang-orang munafiq, Allah membiarkan dosa-dosanya di dunia dan akan membalasnya kelak di hari kiyamat. Wal iyadzu billah.
Ketujuh : peringatan dan pelajaran.
Dibalik ujian dan cobaan terdapat hikmah dan pelajaran yang tak mungkin diperoleh pada selainnya, yang terpenting diantaranya adalah :
• Hikmah tauhid.
Sebab orang yang diuji akan memahami hakikat dirinya sebagai seorang hamba yang begitu lemah, tak kuat dan tak berdaya kecuali atas inayah Rabbnya, sehingga ia pun bertawakkal dengan sebanar-benar tawakkal, ketika telah hilang darinya kekuatan, kesombongan dan perasaan bangga terhadap dirinya, karena tabiat yang lemah selalu berharap kepada yang kuat; Yang Maha Kuat dan Agung.
• Cobaan itu akan menampakkan hakikat dunia yang hina, fana, dan bahwa ia adalah kesenangan yang memperdayakan dari kehidupan Akhirat yang tak ada rasa lelah dan sakit pun di dalamnya,
وما هذه الحياة الدنيا إلا لهو ولعب وإن الدار الآخرة لهي الحيوان لو
كانوا يعلمون (64)
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sesungguhnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (al-Ankabut 64)
Adapun dunia ini, maka ia penuh dengan kelelahan,
لقد خلقنا الإنسان في كبد (4)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah"(al-Balad 4).
Inilah hakikat dunia yang akan pergi dan akhirat yang akan menjelang, betapa cepat senyum dan kenikmatannya pergi dan lenyap.
Itulah dunia, akan tetapi engkau lupa wahai saudaraku, maka datanglah cobaan mengingatkanmu akan hakikatnya agar engkau bersiap diri menjemput akhirat, kemudian ia berkata:
Berbuatlah untuk negeri akhirat yang berbekalkan keridhoan…
Tetangganya adalah Ahmad (Muhammad),
yang membangunnya adalah ar-Rahman (Allah)
Istananya emas, tanahnya (seharum) misk, za'faran adalah rumput yang tumbuh di dalamnya…
• Cobaan mengingatkan besarnya ni'mat kesehatan yang Allah karuniakan. Membuktikan makna kesehatan yang engkau telah habiskan bertahun-tahun, namun engkau belum merasakan ni'matnya, dan tidak menghargainya sebagaimana mestinya. Benar kata orang "kesehatan adalah mahkota di atas kepala orang yang sehat yang tak dapat dilihat kecuali oleh orang yang sakit". Dan orang yang diuji itu menganggap bahwa dunia hanyalah sebuah kata yang tak bermakna kecuali kesehatan.
• Cobaan mengingatkan kita agar jangan melampaui batas ketika dalam keadaan senang, dan melupakan sakit yang membuat kita fana, Allah Ta'ala berfirman:
ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا في أنفسكم إلا في كتاب من قبل أن نبرأها إن ذلك على الله يسير (22) لكي لا تأسوا على ما فاتكم ولا تفرحوا بما آتاكم والله لا يحب كل مختال فخور (23)
"Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Nahfudzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(22) (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."(al-Hadid :22-23)
• Cobaan dan ujian memperingatkan tentang aib-aib kita agar kita bertaubat darinya, Allah berfirman:
ما أصابك من حسنة فمن الله وما أصابك من سيئة فمن نفسك وأرسلناك للناس رسولا وكفى بالله شهيدا (79
"Apa saja ni'mat yang kamu peroleh dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi."(an-Nisa :79),
Pada ayat yang lain Allah berfirman:
وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير (30)
"Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kealahan-kesalahnmu)."(asy-sura': 30).
• Cobaan adalah kesempatan untuk bertaubat sebelum adzab yang lebih besar menghalau, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:
ولنذيقنهم من العذاب الأدنى دون العذاب الأكبر لعلهم يرجعون (21)
"Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian adzab yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)."(as-Sajadah :21).
• Cobaan, di dalamnya terdapat pelajaran melatih diri dalam mengimplementasikan kesabaran. Betapa kita sangat butuh terhadap kesabaran, sebab kita tidak mungkin dapat konsisten menapak jalan di atas al-haq kecuali dengan sabar dalam ketaatan kepada Allah, kita mustahil menjauhi kebatilan kecuali dengan bersabar dari maksiat, dan kita tak kan dapat menjalani kehidupan dunia ini jikalau bukan lantaran sabar terhadap takdir yang memilukan. Maka betapa indah segala sesuatu dengan kesabaran, ia adalah bekal kita menuju surga dan keridhoan yang abadi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم (35)
"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (fushsilat : 35)
Sebagai penutup dari hikmah dan pelajaran akan cobaan itu, bahwa keenam poin di atas mustahil kita peroleh tanpa ujian, karena sebelum cobaan itu menimpa kita, ia tak ubahnya sekadar hitam di atas putih; sebatas teori yang berlandaskan hawa nafsu. hingga cobaan itu telah kita jalani dengan sukses, dan barulah ia terbukti. Hal ini pun di antara hikmah cobaan itu.
PELAJARAN DARI KISAH
Ketika Para Salaf telah memahami hikmah syar'i yang terkandung di balik cobaan, mereka adalah figur-figur terbaik dalam menjalani cobaan itu. Mereka telah meninggalkan untuk kita cermin terindah dalam memerankan kesabaran dan keikhlasan. Simaklah beberapa kisah di antaranya :
Diriwayatkan dari Umar; al-Faruq radiallahu anhu, bahwasanya beliau memperbanyak memuji kepada Allah terhadap ujian yang menimpanya. Ketika beliau ditanya tentang hal itu, beliau berkata:" Tidaklah aku tertimpa musibah kecuali Allah memiliki empat ni'mat kepadaku : bahwa cobaan itu tidak terjadi pada agamaku, cobaan yang tidak lebih besar dari itu, aku tetap ridho dan sabar, dan aku menngharap pahala kepada Allah atasnya."
Urwah bin Zubair cidera pada kakinya, maka thabib memutuskan untuk mengamputasinya, dan beliau pun hanya mengatakan "Ya Allah, segala puji bagiMu, jika Engkau telah mengambilnya dariku maka Engkau telah menyisakan yang lainnya, jika Engkau mengujiku maka Engkau telah memaafkanku." Keesokan harinya, putra tersayang beliau; Muhammad terinjak Begal (sejenis kuda) hingga ia meninggal, ketika berita itu sampai kepada beliau, beliau sekadar mengucapkan seperti ucapan beliau sebelumnya, dan ketika ditanya tentang (ucapannya) tersebut, beliau berkata "Saya pernah memiliki dua kaki dan dua tangan, maka Allah mengambilnya dariku satu dan menyisahkan tiga, saya memiliki tujuh orang anak, kemudian Allah mengambilnya satu dariku dan menyisahkan untukku enam. Dan Ia telah memaafkan apa yang telah lalu dari hidupku, kemudian Ia mengujiku hari ini seperti yang kalian saksikan, karena itu apakah saya tidak memujiNya?!."
Begitulah para sahabat ridwanullah alaihim, semoga Allah mempertemukan kita dengan mereka di dalam surgaNya.
Sebagai penutup, jangan lupa…
Jangan lupa, jika tertimpa musibah untuk mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun, Allahumma ajirni fi musibati wa khlufli khairan minha".
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepadaNya kami akan kembali. Ya Allah, berilah saya pahala dengan musibah ini, dan tinggalkanlah bagiku yang lebih baik darinya."
Jangan pernah putus harapan dari rahmat Allah, sebesar apa pun cobaan itu, karena sesungguhnya Allah berfirman:
فإن مع العسر يسرا (5) إن مع العسر يسرا (6)
"Karena sesungguhnya sesudah keslitan itu ada kemudahan,(5) sesunguhnya sesufah kesulitan itu ada kemudahan."(6)(as- Syarh : 5-6),
Jangan pernah lupa karunia Allah jika cobaan itu telah berlalu, agar engkau tidak termasuk dalam firmanNya:
وإذا مس الإنسان ضر دعا ربه منيبا إليه ثم إذا خوله نعمة منه نسي ما كان يدعو إليه من قبل وجعل لله أندادا ليضل عن سبيله قل تمتع بكفرك قليلا إنك من أصحاب النار
"Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepadanya; kemudian apabila Tuhan memberikan ni'matNya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdo'a (kepada Allah) untuk (menghilangkan) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalanNya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(az-Zumar : 8)
Jangan lupa bahwa cobaan itu mengingatkan akan suatu saat yang akan tiba dimana tak ada lagi tempat pelarian darinya, dan dunia ini bukanlah tempat tinggal yang abadi, maka beramallah untuk memperoleh kehidupan akhirat yang telah pasti dan kekal selamanya.
Sebelum mengucapkan salam perpisahan, saya ingatkan sekaligus menggembirakan apa yang telah saya memulai dengannya,
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين (155) الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون (156) أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون (157)
"Dan sungguh akan kami berikan kepadamu cobaan, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar.(155) Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun"(156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(157)."(al-baqarah 155-157)
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan. Salam serta shalawat kepada Nabi kita tercinta; Muhammad, kepada keluarga dan seluruh sahabat Beliau.
(Diterjemahkan dan diikhtisar dari tulisan Syekh "Ali bin Shalih al-'Ayd hafidhahullah Ta'ala)