Targhib Wa Tarhib

9:28 PM
Puasa di Bulan Muharram Bukan Satu Bulan Penuh
Dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, beliau berkata,
فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ
Saya tidak pernah melihat Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan selain bulan Ramadhan dan saya melihat kebanyakan puasanya di bulan Sya’ban.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim]

Keutamaan Puasa hari ‘Âsyûrâ (10 Muharram)
Dari Abu Qatadah radhiyallâhu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa hari ‘Âsyûrâ. Beliau menjawab,
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
 “(Puasa tersebut) menghapuskan (dosa) tahun yang telah berlalu.” [Diriwayatkan oleh Muslim]

Bahaya Memutus Silaturahmi
Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan suatu silaturahim.” [Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim. Lafazh hadits milik Al-Bukhary]

Keutamaan Membangun Masjid
Dari Abu Dzarr Al-Ghifary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid untuk Allah walaupun seperti sarang burung, Allah bangunkan untuknya sebuah rumah di sorga.” [Diriwayatkan oleh Ath-Thahawy, Ibnu Hibban, Al-Baihaqy dalam Syu’abul Iman dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany]

Husnul Khatimah
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang akhir ucapannya  adalah Lâ Ilâha Illallâh, dia akan masuk surga.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Al-Hakim dan selainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Irwâ`ul Ghalîl no. 687]

Etika Seputar Kuburan
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhumâ, Beliau bertutur,
نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ، وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ، وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melarang untuk mengapuri kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]

Kerabat Laki-laki dari Suami, apakah mahram?
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhany radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ
“Hati-hati kalian dari masuk menjumpai para perempuan.”
Seorang lelaki dari Al-Anshar bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan Al-Hamwu ‘Kerabat laki-laki suami selain ayah dan anak’? Beliau menjawab,
الْحَمْوُ الْمَوْتُ
“Al-Hamwu adalah maut ‘kematian’.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]

Dosa Meninggalkan Shalat
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Siapa yang meninggalkan (shalat), sungguh dia telah kafir.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy, dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil]

Pahala Orang yang Menjawab Adzan
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ بِلَالٌ يُنَادِي، فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ مِثْلَ هَذَا يَقِينًا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Kami pernah bersama Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kemudian Bilal bangkit untuk menyerukan adzan. Tatkala Bilal diam, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siapa yang mengucapkan seperti ucapannya muadzin disertai dengan keyakinan, dia akan masuk surga.’.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasa’iy dan Ibnu Hibban. Dihasankan oleh Albany dalam Ats-Tsamar Al-Mustathâb 1/174-175]

Ketika Bangun dari Tidur Malam
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
“Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam bejana hingga dia mencucinya tiga kali, karena dia tidak tahu dimana tangannya bermalam.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]

Doa Setelah Mendengan Adzan
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang berdoa ketika mendengan adzan,
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
‘Ya Allah! Wahai Rabb seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan ini, berikanlah kepada Muhammad al-wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah beliau pada tempat yang dipuji (maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan kepadanya’, niscaya ia pasti akan beroleh syafaatku pada hari kiamat.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary]

Keutamaan Membaca Al-Qur`an
Dari Abu Musa Al-‘Asy’ary radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ، لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ، كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ، لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
“Permisalan seorang mukmin yang membaca Al-Qur`an adalah seperti buah atrujjah, baunya harum dan rasanya enak. Permisalan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an seperti buah kurma, tidak ada baunya namun rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an permisalannya seperti buah raihanah, baunya wangi tapi rasanya pahit. Permisalan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah hanzhalah, tidak ada baunya, rasanya pun pahit.” [Dikeluarkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]

Beberapa Hukum Seputar Ihdad
Dari Ummu ‘Athiyyah radhiyallâhu ‘anhâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تُحِدَّ امْرَأَةٌ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَ عَشْرًا وَ لَا تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوْغًا إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ وَلَا تَكْتَحِلُ وَلَا تَمَسُّ طِيْبًا إِلَّا إِذَا طَهُرَتْ نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ أَوْ أَظْفَارٍ.
“Seorang perempuan tidak boleh berihdad terhadap mayyit selama lebih dari tiga malam, kecuali terhadap suaminya selama empat bulan sepuluh malam. Janganlah dia menyentuh pakaian yang dicelup dengan warna, kecuali baju ‘ashb, janganlah bercelak, dan janganlah menyentuh wewangian, kecuali sedikit wewangian qisth atau azhfâr apabila dia telah suci dari (haidhnya).” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary]

Puasa Hari ‘Arafah
Dari Abu Qatâdah Al-Anshâry radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, beliau menjawab,
 يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“(Puasa tersebut) menggugurkan dosa tahun yang lalu dan tahun yang tersisa.” [Diriwayatkan oleh Muslim]

Tidak Makan sebelum Shalat Idul Adha
Dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ، وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ
“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar pada hari Idul Fithri sebelum beliau makan, dan belian tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau shalat.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Takhrîj Al-Misykâh]

Berduaan dengan Bukan Mahram
Dari Umar bin Al-Khaththâb radhiyalllahu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Ingatlah, jangan sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan perempuan, kecuali syaithan yang ketiga pada mereka berdua.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy dalam Al-Kubra, Al-Hakim dan Al-Baihaqy. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Al-Irwâ` 6/215]

Berhijab di Kalangan Muslimah Generasi Pertama
Dari Aisyah radhiyalllâhu ‘anhâ, beliau bertutur,
يَرْحَمُ اللَّهُ نِسَاءَ المُهَاجِرَاتِ الأُوَلَ، لَمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ: {وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ} شَقَّقْنَ مُرُوطَهُنَّ فَاخْتَمَرْنَ بِهَا
“Semoga Allah merahmati para perempuan muhajirah yang terdahulu. Tatkala Allah menurunkan (firman-Nya), ‘Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya’ [An-Nûr: 31], mereka segera menyobek sarung-sarung selimut mereka dan berkerudung dengannya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary]

Doa antara Adzan dan Iqamat
Dari Anas bin Malik radhiyallâhu ‘anhu, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا
“Sesungguhnya doa antara adzan dan iqamat tidak ditolak, maka berdoalah kalian.” [Diriwayatkan oleh Ahmad (Lafazh hadits milik beliau), Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Al-Irwâ` no. 244]

Tentang Kewajiban Jum’at dan Bahaya Meninggalkannya
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.” [Al-Jumu’ah: 9]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ، أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ، ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Hendaknya sekelompok kaum berhenti dari meninggalkan shalat-shalat Jum’at, atau Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka tergolong orang-orang yang lalai.” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin ‘Umar dan Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhum]

Beberapa Hadits Tentang Keutamaan Surah Al-Mulk
Dari Abu Hurairah radhiyalllahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلَاثُونَ آيَةً، تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ: تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ
“Sebuah surah dari Al-Qur`an berisi tiga puluh ayat, memberi syafa’at kepada pemiliknya hingga diberi ampunan untuknya, Yaitu ‘Tabârakalladzî biyadihil Mulk’ (Surah Al-Mulk).” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy dalam Al-Kubrâ, Ibnu Majah dan selainnya. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Dawud.]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyalllahu ‘anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ، وَتَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah tidur hingga membaca ‘Alif Lâm Mîm, Tanzîl As-Sajadah’ (Surah As-Sajadah) dan ‘Tabârakalladzî biyadihil Mulk’.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhary dalam Al-Adab Al-Mufrad, At-Tirmidzy, An-Nasâ`iy dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 585]
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyalllahu ‘anhu, beliau berkata,
سُورَةُ تَبَارَكَ هِيَ الْمَانِعَةُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Surah Tabârak adalah penghalang dari adzab kubur.” [Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq, Abu ‘Ubaid, Al-Hakim, Al-Baihaqy dalam Itsbât ‘Adzâb Al-Qabr, dan selainnya. Ucapan Ibnu Mas’ud di atas memiliki hukum hadits marfû’. Diriwayatkan pula oleh Abusy Syaikh dan Asy-Syajary dalam Al-Amâlî, serta dihasankan oleh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 1140]

Memulai Doa dengan Bershalawat
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Setiap doa terhijab (terhalang) hingga dilakukan shalawat terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 2035 karena beberapa jalur riwayatnya yang saling menguatkan]

Keringanan dalam Shalat dan Puasa
Dari Anas bin Malik Al-Ka’by radhiyalllahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامَ، وَعَنِ الْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menggugurkan separuh shalat dan puasa atas seorang musafir dan (menggugurkan puasa) dari perempuan yang hamil dan menyusui.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzy, An-Nasâ’iy, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah. Dikuatkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud]

Keutamaan Membaca Surah Al-Kahfi Malam Jum’at
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surah Al-Kahfi pada malam Jum’at, Allah akan menerangi untuknya sebuah cahaya antara dirinya dan Al-Bait Al-‘Atîq (Ka’bah).” [Diriwayatkan oleh Ad-Darimy, Al-Baihaqy dalam Syu’abul Îmân, dan selainnya dari hadits Abu Sa’îd Al-Khudry secara mauqûf. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Irwâ` no. 626]

Masuk Masjid Bagi Perempuan Haidh untuk Suatu Keperluan
Dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anha, tentang seorang budak perempuan hitam yang datang kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kemudian masuk Islam. Aisyah radhiyallâhu ‘anha berkata,
فَكَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي المَسْجِدِ
“Dia memiliki kemah di masjid.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary]

Keutamaan Berbuat Baik Kepada Seluruh Makhluk
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي، فَنَزَلَ البِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ” قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟ فَقَالَ: «نَعَمْ، فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ»
“Ketika tengah berjalan di suatu jalan, seorang laki-laki mengalami kehausan yang sangat. Kemudian dia mendapati sebuah sumur lalu Dia turun ke (sumur itu) dan meminum lalu keluar (darinya). Ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah lantaran kehausan. Orang itu berkata, ‘Sungguh anjing ini telah tertimpa dahaga seperti yang telah menimpaku.’ Ia turun (lagi) ke sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu memberi minum untuk anjing tersebut. Maka Allah mensyukuri perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” (Para shahabat) bertanya, “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda, “(Berbuat baik) kepada setiap makhluk hidup yang memiliki hati terdapat pahala.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]

Keutamaan Doa Ketika Turun Hujan
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَّ الدُّعَاءَ كَانَ يُسْتَحَبُّ عِنْدَ نُزُوْلِ الْقَطْرِ وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ وَالْتِقَاءِ الصَّفَّيْنِ
“Sesungguhnya doa itu disunnahkan ketika turun hujan, shalat akan didirikan, dan perjumpaan dua pasukan.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Asy-Syâfi’iy. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhâh no. 1469 lantara beberapa jalur pendukungnya.]

Puasa Ayyamul Bîdh (Hari-Hari Putih)
Dari Abu Dzarr Al-Ghifary radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ الْبِيضَ: ثَلَاثَ عَشْرَةَ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kami untuk berpuasa tiga hari putih pada setiap bulan, (tanggal) 13, 14, dan 15.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasâ`iy, Ibnu Hibban dan Al-Baihaqy. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albany karena beberapa pendukungnya dalam Ash-Shahîhah no. 1567]

Keutamaan Doa Saat Sujud
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Sedekat-dekat keberadaan seorang hamba dari Rabbnya adalah dalam keadaan dia sujud, perbanyaklah doa (saat sujud).” [Diriwayatkan oleh Muslim]

Keutamaan Membangun Masjid
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ مِثْلَهُ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, Allah akan membangunkan untuknya di sorga yang semisal dengannya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim. Lafazh hadits milik Muslim]

Keutamaan Berdoa Sembari Mengangkat Tangan
Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ، يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ، أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesungguhnya Rabb kalian Tabâraka wa Ta’âlâ Maha Pemalu lagi Maha Pemurah, Dia malu terhadap hamba-Nya, bila (sang hamba) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya, lalu Ia mengembalikan (kedua tangan hamba itu) dalam keadaan hampa.” [Hadits hasan. Diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah. Baca Shahih Abi Dawud karya Al-Albany dan Tahqiq Musnad Ahmad karya Syu’aib Al-Arna`ûth.]

Di Antara Keutamaan Berdzikir
Dari Abud Dardâ` radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟ قَالُوا: بَلَى. قَالَ: ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى
“Inginkah kalian aku tunjukkan pada amalan kalian yang terbaik, paling suci di sisi Pengusa kalian (yakni Allah, pent.), paling tinggi dalam mengangkat derajat kalian dan lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu dengan musuh kalian, lalu kalian memenggal leher-leher mereka dan mereka memenggal leher-leher kalian? Para sahabat menjawab, ‘Tentu, (wahai Rasulullah!)’ Beliau bersabda,“(Amalan itu adalah) dzikir kepada Allah Ta’âlâ.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil]

Tempat Shalat Terbaik bagi Perempuan
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا، وَصَلَاتُهَا فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا
 “Shalat seorang perempuan di (tengah) rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di ruangan (dekat tembok rumahnya), dan shalat seorang perempuan di ruang kecil khusus (di ujung rumah) lebih utama baginya daripada di (tengah) di rumahnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih di atas syarat Muslim, sebagaimana yang dikatakan oleh An-Nawawy, Al-Albany dan Al-Wadi’iy]

Kewajiban Shalat Berjama’ah di Masjid
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى مَنَازِلِ قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ، فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ
“Sungguh aku sangat berkeinginan untuk memerintah supaya shalat ditegakkan, lalu aku mendatangi rumah-rumah kaum yang tidak menghadiri shalat, kemudian aku bakar (rumah-rumah) mereka.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim. Lafazh hadits milik Al-Bukhary]

Sunnah-sunnah Fitrah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الِاخْتِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَقَصُّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الْإِبِطِ
“Fitrah adalah lima macam; khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, menggunting kuku dan mencabut bulu ketiak.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim. Lafazh hadits milik Muslim]

Keutamaan Berjalan Ke Masjid
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَشَى فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ إِلَى الْمَسَاجِدِ آتَاهُ اللَّهُ نُورًا يوم القيامة
“Barangsiapa yang berjalan ke masjid pada kegelapan malam, Allah akan memberi cahaya kepadanya pada hari kiamat.”[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, dan selainnya. Baca Ats-Tsamrul Mustathâb karya Syaikh Al-Albany hal. 502-503]