Wanita-wanita Layak Berbangga

9:14 PM

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma dicerita­kan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dunia adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangannya adalah istri yang shalihah.” (HR. Muslim).
Hadits yang jumlah katanya sangat sedikit ini telah memberikan posisi yang sangat agung kepada wanita (istri) yang shalihah. Boleh jadi hal itu tidak bisa ditangkap oleh orang yang membacanya dengan tergesa-gesa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengangkat derajat wanita yang shalihah di atas semua yang diinginkan manusia di dalam dunia, seperti kekayaan, popularitas, jabatan, dan kekuasaan. Wanita lebih baik dari itu semua. Ini jelas-jelas penghormatan yang setinggi-tingginya kepada kaum wanita.

Hadits ini memberikan arahan kepada para pemuda yang ingin menikah, agar memilih wanita yang shalihah, bukan yang cantik, kaya, atau berdarah biru. Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits-hadits yang lain. Beliau bersabda,
“Diantara (sumber) kebahagiaan anak Adam ialah tiga hal: istri yang shalihah, tempat tinggal yang baik, dan kendaraan yang bagus. Dan di antara (sumber) keseng­saraan anak Adam ialah: istri yang jahat, tempat tinggal yang buruk, dan kenda­raan yang jelek.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Pilihlah wanita yang memiliki agama, maka engkau akan beruntung.” (HR. Muttafaq Alaih)
Dan beliau juga bersabda,
“Tidaklah seorang mukmin mendapatkan manfaat yang lebih baik setelah taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari pada (manfaat yang di­dapatkannya dari) istri yang shalihah.” (HR. Ibnu Majah)
Pengarahan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar menikahi wanita yang shalihah adalah penghar­gaan kepadanya dan wasiat untuk kebai­kannya.

Istri yang shalihah adalah sumber ke­baikan yang sangat besar. Sebab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyatakan di dalam haditsnya, “Dan kesenangannya yang paling menyenangkan ialah wanita shalihah. Tetapi beliau menyatakan, “dan sebaik-baik kesenangannya adalah istri yang shalihah.” Ini mengisyaratkan bahwa kesenangan ini (baca: istri shalihah) bukan semata-mata memberikan kenik­matan, melainkan memberikan kebaikan yang sangat banyak. Seperti, kedamaian, pemeliharaan, perhatian, dukungan untuk taat kepada Allah, dan banyak lagi yang lainnya.

Hadits ini mengecualikan jutaan wanita cantik, kaya, dan berdarah biru dari nilai kebaikan ini, bilamana mereka tidak shalihah. Artinya, bahwa keshalihan adalah satu-satunya yang bisa memberi­kan kedudukan tinggi itu kepada wanita. Dus, kedudukan wanita yang shalihah tidak saja mengungguli apa saja yang ada di dunia, melainkan juga mengungguli kedudukan wanita-wanita lainnya yang tidak shalihah. Jadi, wanita shalihah bisa lebih bangga dengan keshalihannya dari pada wanita-wanita lainnya yang bangga dengan kecantikan, kekayaan, atau status sosialnya.

Apa yang disebutkan di atas itu, pada gilirannya, akan memberi wanita shalihah rasa percaya diri, kerelaan terhadap pemberian Allah, dan ketenangan batin. Karena dia dimuliakan di sisi Allah, dan diwasiatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan ini semua akan memberinya kese­hatan secara psikologi. Sehingga dia tidak merasa minder, lemah, kalah, cemas, maupun takut, kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.[]

Sumber: Buku “Aku Tersanjung” (Kumpulan Hadits-hadits Pemberdayaan Wanita dari Kitab Shahih Bukhari & Muslim Berikut Penjelasannya), Karya Muhammad Rasyid al-Uwayyid.