Tafsir Surah al-Falaq

11:22 PM


سُوۡرَةُ الفَلَق
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ (١) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (٢) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (٣) وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلۡعُقَدِ (٤) وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (٥) 

Artinya:
1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”
Penjelasan per ayat:
Ayat 1,    Al-Falaq berarti waktu subuh karena malam telah terkelupas darinya. Ada juga yang berpendapat,  yaitu segala yang terkelupas dari semua yang diciptakan oleh Allah, baik itu binatang, waktu shubuh, biji-bijian, serta semua tumbuh-tumbuhan dan yang lainnya. Ada juga yang berpendapat bahwa maksudnya adalah isyarat yang menunjukan bahwa Rabb yang kuasa untuk menghilangkan kegelapan yang pekat dari alam ini, pastilah mampu untuk melindungi orang yang meminta perlindungan kepada-Nya dari segala yang dia takuti dan khawatirkan.
Diriwayatkan at-Tarmidzi, dan menurutnya hasan, juga al-Baihaqi dari Abu Sa’id al-Khudri, dia menuturkan:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam biasa memohon perlindungan dari (kejahatan) mata jin dan (kejahatan) mata manusia. Sesudah turun dua surat mu’awwiddzatain(an Naas dan al Falaq) ini, beliau pun berpegang pada keduannya dan meninggalkan yang lainnya.”
Diriwayatkan pula oleh Imam Malik di dalam kitab al-Muwaththa’ dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha:
“Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merasa sakit, beliau membacakan untuk dirinya mu’awwiddzatain dan menghembuskan (ludahnya). Ketika rasa sakitnya semakin parah, aku pun membacakan (ruqyah) untuk beliau lalu mengusapkannya dengan tangan beliau ke tubuhnya karena mengharapkan berkahnya.”
Ayat 2,    Maksudnya, aku berlindung kepada Allah dari kejahatan segala sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari semua makhluk-Nya.
Ayat 3,    Yakni, aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan malam jika telah tiba. Mereka mengatakan, yaitu karena pada malam itu binatang buas keluar dari persembunyiannya, ular berbisa pun keluar dari liangnya, serta pelaku kejahatan pun mulai melancarkan aksi jahat dan perusakan. Ada yang berpendapat bahwa al-ghaasiq berarti bulan jika telah terbit.
Ayat 4,    Maksudnya, aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan wanita penyihir. Yang demikian itu kerena mereka suka menghembuskan napas pada buhul-buhul ketika melancarkan sihirnya.
Ayat 5,    Al-hasad berarti menginginkan hilangnya nikmat yang dikaruniakan Allah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari orang yang dihasud tersebut.
Disalin dari Zubdatut Tafsiir min Fathil Qadir (juz ‘Amma)  Syaikh Dr Muhammad Sulaiman ‘Abdullah al-Asyqar.